Kamis, 17 Oktober 2013

Liburan di Paris van Java - Bandung




Pada saat libur Lebaran Idul Adha kemarin tanggal 13-15 Oktober 2013 saya bersama keluarga saya yaitu istri dan anak-anak saya mengunjungi kota Bandung yang dikenal dengan sebutan Kota Kembang. Kota Bandung ini ternyata di masa Hindia Belanda mendapat julukan Paris van Java, karena pada masa itu kota ini mirip dengan kota Paris. Ibarat Paris yang ada di Pulau Jawa (Parijs van Java), kota yang sejuk dan tidak terlalu panas sehingga menjadi kota yang nikmat untuk dihuni pada masa Indonesia masih bernama Hindia Belanda. 

Salah satu kawasan di Kota Bandung yang terkenal sejak jaman Hindia Belanda adalah Jalan Braga. Jalan Braga juga merupakan salah satu unsur yang menjadikan Kota Bandung mendapat julukan Parijs van Java. Begitu terkenalnya jalan Braga, sehingga disebut juga sebagai De meest Eropeesche Winkelstraat Van Indie (Komplek Pertokoan Eropa paling terkemuka di Hindia Belanda).

Bandung tercatat menjadi kota yang sangat penting di Indonesia karena memiliki sejarah arsitektur bangunan yang sangat pesat pada masa Hindia Belanda. Selain terkenal dengan fesyen, Bandung juga terkenal dengan pusat jajanan dan ini dapat dilihat dengan banyaknya Toko Jajanan, Cafe dan Restaurant yang menjamur disana.

Hal-hal tersebut yang membuat saya dan keluarga sering mampir ke Bandung untuk sekedar berwisata kuliner. Untuk merasakan suasana yang berbeda di setiap kunjungan saya dan keluarga di Bandung, hotel tempat kami menginap selalu berbeda di tiap kunjungan.  Kali ini saya dan keluarga menginap di hotel yang sudah banyak dikenal yaitu Hotel Savoy Homann yang terletak di Jalan Asia Afrika.

Di Bandung saya juga sering mengunjungi teman-teman sesama penggemar barang antik, untuk sekedar berbelanja atau berdiskusi. Kali ini jalan-jalan ke Kota Bandung, saya sempatkan untuk berfoto bersama teman-teman sesama penggemar barang antik. Salah satu tujuannya adalah agar teman-teman di kota lain dapat saling mengenal teman-teman sesama penggemar antik di Kota Bandung.

Berikut dokumentasi bersama sebagian teman-teman saya di Kota Bandung :

Foto bersama Dadan dengan sebagian koleksinya



Foto bersama Rizal di Kiosnya Pasar Cikapundung-Bandung


Suasana di Pasar Barang Antik Cikapundung-Bandung


Foto bersama Kang Rachmat dengan barang koleksinya


Foto bersama Henky dengan barang milik pribadinya


Karena  waktu saya di Bandung hanya 3 hari 2 malam saja, sehingga tidak semua teman-teman penggemar barang antik dapat terdokumentasi. Jadi bagi teman-teman saya yang lain di Kota Bandung jika melihat cerita ini....saya mohon maaf yaaa...tidak sempat terliput dokumentasinya.

Harapan terbesar dihati saya sebenarnya adalah dapat mengunjungi teman-teman saya di kota lainnya juga untuk sekedar berdiskusi, berbagi pengalaman dan pengetahuan. Tujuannya adalah agar kedepannya kita tidak hanya sekedar senang atau hobby untuk mengoleksi barang antik saja atau saling berbagi kesenangan dengan saling tukar menukar barang antik tersebut, tetapi lebih dari itu ada hal-hal baru yang dapat kita lakukan bersama untuk melestarikan warisan dari nenek moyang kita bangsa Indonesia yang kita cintai ini.


Salam,


Thomas H. Fiseptian

Senin, 14 Oktober 2013

Jam Dinding "Gustav Becker" Circa Mid 1800 "Rare"






























Jam Dinding "Gustav Becker" Circa Mid 1800 "Rare"

Jam lubang 3 yang memiliki senar berjumlah 5 ini adalah Jam awal pertama kali dibuat oleh Gustav Becker, memiliki tinggi keseluruhan 73cm, lebar depan keseluruhan 33cm, lebar samping keseluruhan 17cm dan diameter plat pada Jam 18,5cm.

Kondisi fisik secara keseluruhan masih dalam keadaan baik dan full original. Casing terbuat dari bahan kayu oak/eken dalam keadaan baik belum ada perbaikan dan belum pernah diplitur ulang. Seluruh komponen pada Jam masih sangat lengkap dan full original, dan kondisi mesin Jam juga masih berfungsi dengan baik.

Pada bagian mesin terdapat logo Gustav Becker, dan kode P 42 yang merupakan keterangan untuk panjang pendulum yang digunakan, dan nomor seri pada mesin 548. Berdasarkan informasi nomor seri mesin Jam tersebut dibuat pada tahun 1850 s/d 1860, termasuk produksi awal Gustav Becker.

Bunyi dentangan Jam ini juga masih terdengar baik, nyaring dan normal. Berbunyi setiap Jam, 1/2 Jam dan setiap 1/4 Jam (Jam Perempatan). Plat atau dial pada Jam masih dalam kondisi baik. Pada bagian atas casing pada Jam masih terdapat label kertas, seperti tampak pada gambar terakhir. 

Kelebihan lain dari Jam ini masih terdapat etiket pada bagian dalam casing yang bertuliskan Nama Toko Jam tempat Jam ini awal dijual, yaitu Toko Mas & HorlogemarkerTong Tjen Seng, beralamatkan di Molenvliet West 224 (Sebrang Kantoor Politie Glodok), Batavia-Stad (Kota Batavia). Pada etiket terdapat juga pesan promosi bertuliskan bahasa Indonesia dengan Ejaan Lama (Ejaan Van Ophuijsen) dan bahasa Mandarin.

Perlu diketahui nama Molenvliet adalah nama sebuah Kanal yang pada tahun 1960 berubah menjadi Jalan Gajah Mada (Molenvliet West) dan Jalan Hayam Wuruk (Molenvliet Oost) yang berlokasi di Jakarta Pusat (Batavia Stad).

Berikut sekilas informasi mengenai Molenvliet :

Ruas Jalan Molenvliet tahun 1940

Suasana Molenvliet tahun 1925

Pada pendulum terdapat tulisan nama Oey Eng Goan dan nama Perusahaan Tempo dulu, yaitu Burt Myrtle & Co, dan juga terdapat tanggal, bulan dan tahun, yaitu 28 September 1929.

Burt Myrtle & Co adalah sebuah Perusahan yang bidang usahanya membuat label atau etiket, yang beroperasi sekitar tahun 1900.

Berikut adalah label iklan promosi yang pernah dibuat :



Dapat saya simpulkan bahwa jam ini dahulu dimiliki oleh Mr. Oey Eng Goan, dimana Jam tersebut adalah hasil pemberian dari Perusahaan Burt Mayrtle & Co, pada 28 September 1929, yang dibeli dari Toko Mas & Horlogemarker "Tong Tjeng Seng" didaerah Molenvliet West 224, Batavia Stad pada masa itu.

Kondisi Jam seperti ini menurut saya sangat istimewa, karena walaupun Jam ini tergolong benda mati dari identitas yang tercamtum pada Jam tersebut kita bisa menarik kesimpulan mengenai sejarah yang pernah ada pada masa itu. Sungguh suatu Jam yang sangat langka dengan kondisi istimewa walaupun usia Jam sudah berusia 150 tahun lebih.

Bentuk jarum dan angka pada Jam tersebut sama atau mirip dengan Iklan Enamel Gustav Becker yang saya miliki seperti berikut ini :




Berikut sekilas informasi mengenai mengnai Gustav Becker :


Gustav Becker dilahirkan pada tahun 1819 dan dikenal sebagai seorang pembuat Jam di Jerman dan Austria, pertama kali memproduksi Jam dan membuka workshops nya di kota Freiburg, Silesia, Germany pada Tahun 1850 dan produksi Jam terakhirnya berakhir di Tahun 1935, nama Gustav Becker sendiri juga sudah tidak asing lagi dikalangan para Kolektor.

Saya sangat senang dengan barang ini karena merupakan salah satu Jam yang merupakan peninggalan sejarah jaman Kolonial Belanda yang memiliki nilai sejarah tersendiri, dan merupakan salah satu barang koleksi pribadi terbaik yang saya miliki, selain berumur sudah cukup tua 150 tahun lebih, kondisi masih sangat baik, full original, tanpa ada perbaikan pada fisiknya, dan sangat jarang ditemukan alias langka untuk Jam dengan kondisi seperti ini.

Antik, Unik dan Langka menarik untuk menjadi koleksi.

Keterangan : Koleksi Pribadi (Berhubung ada yang minat dengan amat serius, akhirnya barang kesayangan saya yang satu ini saya lepas juga kepada Mr.L.O.....thanks a lot...Sir) SOLD OUT

Sabtu, 12 Oktober 2013

Filter Air Berkefeld Batavia dan Meja Filter Antik

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8

Gambar 9

Gambar 10

Gambar 11

Gambar 12

Gambar 13

Gambar 14

Gambar 15

Gambar 16

Gambar 17

Gambar 18

Gambar 19

Gambar 20

Gambar 21

Gambar 22

Gambar 23

Gambar 24

Gambar 25

Gambar 26


Filter Air Berkefeld Batavia dan Meja Filter Antik

Filter Air Berkefeld produksi tahun 1891 s/d 1919 buatan Jerman ini memiliki tinggi 50cm dan diameter 21cm, kondisi masih tergolong baik, tidak ada retak atau cuil, lengkap dan original. Memiliki kode huruf dan angka pada wadah air, wadah filter dan tutupnya yaitu B1, khusus untuk tutup filter terdapat tambahan huruf P dibagian belakang kode B1, sehingga dapat disimpulan bahwa nomor atau kode yang sama menandakan bahwa Filter Air ini adalah original.

Nama Berkefeld sendiri diambil dari nama Pemilik Pertambangan di Kota Hanover-Germany, dimana Berkefeld sendiri mulai dikembangkan di Germany pada tahun 1891, dan pada tahun 1922 mulai dipasarkan di United Kingdom oleh Berkefeld Filter Co.

Berikut adalah sekilas keterangan mengenai Berkefeld Filter :

Khusus Filter Air yang saya miliki ini terdapat tulisan nama kota pada masa Tempo Doloe yaitu Batavia sebuatan nama kota Jakarta pada saat ini, dan tulisan berbahasa Belanda Onderlinge Hulp, yang artinya saling membantu atau gotong royong.

Jika melihat informasi sebenarnya mengenai nama Onderlinge Hulp Batavia pada Filter Air tersebut, kita akan mengetahui bahwa sebenarnya itu adalah nama sebuah Perusahaan Koperasi yang berada di kota Batavia pada masa itu.

MAATSCHAPPIJ ONDERLINGE HULP yang berada di Noordwijk-Batavia atau Jalan Juanda-Jakarta memiliki keterangan nama lengkap Gebouw van Winkelmaatschappij Onderlinge Hulp te Batavia, adalah sebuah Toserba yang berbasis Koperasi, dimana mulai awal didirikan pada tahun 1885. Nama Gebouw van Winkelmaatschappij Onderlinge Hulp te Batavia jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti Gedung Toko Masyarakat Gotong Royong di Batavia.

Berikut sekilas informasi dari Maatschappij Onderlinge Hulp :


Maatschappij Onderlinge Hulp te Batavia
Foto diambil pada tahun 1895 


Nama yang tercantum pada Filter Air yang saya miliki ini sangatlah jarang dan langka dijumpai pada Filter Air merk Berkefeld pada umumnya, sehingga bisa disimpulkan bahwa Filter Air ini adalah Rare Item atau Collector Item, dimana sangat layak dikoleksi oleh para Kolektor.

Filter Air Berkefeld ini juga dilengkapi dengan meja khusus untuk Filter Air sejenis ini, sehingga membuat penampakannya semakin terlihat....dahsyat !!....untuk dipajang pada ruangan yang bergaya Vintage, terlebih meja Filter Air ini juga sangat jarang ditemukan alias langka atau bahkan juga bisa disebut super langka.

Dengan memadukan keduanya untuk dipajang bersama-sama, maka tidak ada salahnya saya menyebutnya dengan julukan.....Si Duet Maut.....hayooo siapa yang berani lawan....??

Meja Filter Air memiliki ukuran tinggi 92cm, dimeter alas meja bagian atas 27,5cm dan lebar antara kaki-kaki meja bagian bawah 37,5cm. Untuk masing-masing lubang pada bagian laci tatakan gelas dan lepek gelas memiliki diameter 6,5cm pada bagian laci sebelah kiri, dan 11cm pada bagian laci sebelah kanan.

Kondisi Meja Filter Air masih dalam keadaan baik, belum pernah diplitur ulang, original dan layak koleksi. Pada bagian atas alas meja terdapat sedikit perbaikan pada list pinggirnya, seperti tampak pada gambar no.18 yang diberi tanda penunjuk anak panah berwarna kuning. 

Pada gambar no.20 anak panah berwarna kuning memberikan petunjuk bahwa kaca bagian depan meja Filter Air belum pernah diganti alias masih menggunakan kaca lama yang permukaannya masih bergelombang. 

Pada gambar no.21 anak panah berwarna merah menunjukkan kunci dengan sistim knop pada pintu meja Filter Air yang sudah rusak karena pemakaian dan usia. 

Pada gambar no.22 anak panah berwarna merah menunjukkan bahwa baut pada engsel pintu belum pernah dibuka alias belum pernah ada perbaikan pada pintu meja Filter Air ini.

Perlu diketahui bahwa Filter Air Berkefeld bersama Meja Filter ini adalah salah satu barang koleksi pribadi terbaik saya, karena keberadaannya yang sangat langka dan mempunyai nilai sejarah tersendiri dimasa Kolonial Belanda, sehingga walaupun ada sedikit kekurangan khususnya pada salah satu bagian dari meja Filter Air ini, saya tetap dapat memakluminya, hal tersebut bisa terjadi karena faktor pemakaian dan usia dari barang tersebut.

Antik, Unik dan Langka menarik untuk menjadi koleksi.

Keterangan : Koleksi Pribadi (Berhubung ada yang minat dengan amat serius, akhirnya barang kesayangan saya yang satu ini saya lepas juga kepada Mr.Wd.....thanks a lot...Sir...) SOLD OUT