Kamis, 27 Februari 2014

Kotak Perhiasan Antik "Tan Hoe Lo & Co" Batavia













Kotak Perhiasan Antik "Tan Hoe Lo & Co" Batavia

Kotak perhiasan ini adalah salah satu peninggalan masa kolonial Belanda yang masih tersisa, dengan bentuk design khas eropa. Memiliki ukuran dimensi panjang 19,5cm, lebar 14,5cm dan tinggi 8,5cm. Kondisi masih dalam keadaan baik, lengkap dengan anak kunci dan kotak perhiasan sudah dibersihkan oleh pemilik sebelumnya. Pada bagian bawah kotak belum dibersihkan, dan terdapat marking Tan Hoe Lo & Co - Batavia, dan juga terdapat keterangan bahan yang digunakan dari kotak perhiasan tersebut, yaitu Berlin Zilver.

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan Tan Hoe Loe adalah seorang penulis atau sastrawan, dan sekaligus seorang pengusaha yang terbilang sukses pada masa itu. Pemilik Toko Tan Hoe Lo & Co ini memiliki usaha didaerah Pasar Baru dan Pasar Senin yang memperdagangkan barang-barang eropa, dan juga pemilik hotel Der Nederlanden.

Berikut sekilas kutipan tentang Tan Hoe Lo :
Hanya sedikit yang diketahui tentang Tan Hoe Lo. Dari iklan-iklan yang dimuat dalam koran Batavia dapat diketahui bahwa dia mempunyai dua toko yang memperdagangkan barang-barang Eropa seperti mesin tik, senapan, lampu gantung dan lain-lain; satu terletak di Pasar Baru, yang lain di Pasar Senin. Di samping itu dia juga pemilik hotel "Der Nederlanden". Menurut Go Gien Tjwan (Eenheid in verscheidenheid in een indonesisch dorp, Amsterdam, 1966, hal. 72) Tan Hoe Lo juga pemilik tanah Teluknaga di daerah Tangerang dan pernah diberi gelar Letnan. Dapat diduga bahwa Tan tertarik oleh kemajuan dunia Melayu dan perihal pengaruh Barat. Sebab menurut iklan-iklan yang dipasang dalam Bintang Betawi pada tahun 1894 Tan Hoe Lo adalah agen tunggal di Batavia dari surat kabar Bintang Timor, yang baru didirikan di Singapura oleh Song Ong Siang, seorang Baba kristen berpendidikan Barat yang banyak berjasa bagi kemajuan sesama kaumnya di Semenanjung Melayu. 


Tan Hoe Lo menulis dalam suatu jenis "bahasa Betawi" dengan dibumbui bahasa Belanda dan juga sedikit Perancis (seperti ascenceur, "lift", exposition, "pameran") yang konon enak dibaca. Kisahnya memperlihatkan kedudukan pengarangnya yang terutama merasa bukan jajahan Belanda. Tan merasa hampir sejajar dengan orang Belanda seperti tuan tanah Zadelhoff atau Tuan Besar Mr Timon Henricus der Kinderen (1823-1898) yang pernah ditugaskan di Batavia sebagai anggota Majelis Nederlandsch-Indi, sebab dia makan bersama orang-orang itu di satu meja. Kisah ini juga memperlihatkan perhatian Tan Hoe Lo terhadap modernisasi dan kemajuan. Sewaktu mengunjungi suatu pabrik, dia mengamati segala proses mekanisasi, seperti juga cara kerja karyawan-karyawan, sehingga dia dapat mengadakan perbandingan antara produktivitas di Europa dan di Batavia... Juga jelas bahwa dia diajak menikmati pemandangan hanya di bagian-bagian kota Paris yang indah dan mewah, seperti Trocadero, Bourse... Dari catatan Tan Hoe Lo dapat diduga bahwa pada waktu itu orang Perancis bangga atas Tour Eiffel yang baru saja dibangun...


Antik, Unik dan Langka menarik untuk menjadi barang koleksi dan sekaligus dapat melengkapi asesoris meja rias anda yang bergaya vintage kolonial. 

Keterangan : SOLD OUT

Kaca Cermin dan Sikat Perak Antik















Kaca Cermin dan Sikat Perak Antik

Barang dengan design Eropa berupa cermin dan sikat ini terbuat dari bahan perak dengan kadar 900, seperti yang tercantum pada bagian fisik dari masing2 barang tersebut. Kondisi masih baik terawat dan layak koleksi. Pada bagian belakang cermin dan sikat terdapat nama Tionghoa B. Lie - K. B. Kwik dan tertera tahun 1922.

Cermin memiliki panjang 28cm dan diameter 14,5cm, untuk kacanya berdiameter 12cm. Sikat memiliki panjang 17cm, lebar lebar 5,5cm dan tinggi 3,5cm.

Jika anda memiliki meja kaca rias yang bergaya Eropa tempo dulu, maka barang ini dapat menjadi pelengkap koleksi anda untuk dipajang pada meja rias tersebut.

Keterangan : SOLD OUT

Cepuk Perak Peranakan









Cepuk Perak Peranakan

Cepuk ini terbuat dari bahan perak dengan kondisi masih cukup baik. Terdapat dua buah cepuk besar dan kecil yang diikat dihubungkan dengan rantai yang juga berbahan perak. Ukuran untuk cepuk yang besar memiliki diameter 7cm dan tinggi 5cm, untuk cepuk yang kecil memiliki diameter 3,5cm dan tinggi 2,5cm. Untuk berat keseluruhan adalah 141.44 gram, seperti terlihat pada gambar terakhir diatas.

Pada cepuk yang besar terdapat sedikit retak seperti yang terlihat pada gambar no.4 dan no.5 diatas dibagian pinggirnya. Pada bagian dalam cepuk terlihat bahwa pernah dipakai dan belum dibersihkan dalam waktu lama sehingga terlihat berkerak. Pada bagian luar cepuk kelihatannya ada proses oksidasi sehingga agak berwarna kusam kehitaman.

Unik dan menarik untuk menambah koleksi barang peranakan anda.

Keterangan : SOLD OUT

Rabu, 26 Februari 2014

Thonet Khon Mundus Bentwood Chair Circa 1930

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8

Gambar 9

Gambar 10

Gambar 11

Gambar 12

Gambar 13

Gambar 14

Gambar 15

Gambar 16

Gambar 17

Gambar 18

Gambar 19

Gambar 20

Gambar 21

Gambar 22

Gambar 23

Gambar 24

Gambar 25

Thonet Khon Mundus Bentwood Chair Circa 1930

Kursi ini diperkirakan diproduski pada tahun 1930, biasa disebut dengan design bentwood chair, dimana mulai diperkenalkan pada tahun 1850 oleh Michael Thonet. Metode bentwood adalah sebuah proses pemanasan pada kayu dengan uap panas agar mudah dibentuk sesuai dengan design yang diinginkan. Kursi hasil proses ini terlihat cukup elegant, ramping, praktis, halus dan ringan.

Pada kursi bagian bawah terdapat marking Mundus dengan negara pembuatnya Polandia (lihat gambar no.8 s/d no12). Mundus Company adalah perusahaan furniture era tahun 1800 s/d awal 1900-an. Pada tahun 1914 Mundus bergabung dengan J. & J. Khon dan bergabung dengan Gebruder Thonet pada tahun 1922. Penggabungan dari beberapa perusahaan tersebut sering dikenal dengan nama Thonet Khon Mundus.

Berikut informasi dari perusahaan tersebut :
http://en.wikipedia.org/wiki/Mundus_furniture

Berikut informasi untuk kursi tersebut :



Kondisi fisik pada kursi pernah diplitur ulang dan ada perbaikan seperti tampak pada foto diatas yang diberi tanda anak panah berwarna merah (lihat gambar no.13). Pada gambar no.14 terdapat kayu yang melengkung hampir berbentuk siku dan pada gambar no.12 terlihat retak pada kayu. Pada kursi juga ada mur yang hilang dan baut yang diganti. Hal tersebut masih terbilang wajar karena pemakaian dan usia.

Pada kursi disetiap kayu ada terdapat kode poduksi seperti tampak pada gambar diatas yang diberi tanda anak panah berwarna biru (lihat gambar no.15 s/d no.18).

Jumlah kursi seluruhnya ada 4 (empat) buah dan ini tergolong sangat lengkap, biasa kita dapatkan hanya 1 (satu) atau 2 (dua) buah saja, walaupun seperti itu tetap saja jarang kita jumpai alias langka.

Jenis kursi seperti ini biasa digunakan untuk kursi makan diruangan dapur atau biasa disebut kitchen dinning chair, dan untuk mejanya memang tidak sengaja dibuat khusus untuk pasangan kursi jenis ini. Kursi jenis ini juga menjadi koleksi salah satu museum, seperti tampak terlihat pada foto di "Museum Peranakan Singapore" dibawah ini :






Antik, Unik dan Langka menarik untuk menjadi barang koleksi dan melengkapi suasana ruang dapur anda yang bergaya vintage.

Keterangan : BOOKED