Kamis, 13 Juni 2019

Foto Cina Peranakan Antik - Matraman Mr. Cornelis







Foto Cina Peranakan Antik - Matraman Mr. Cornelis

Foto ini adalah asli bukan repro dan dibuat pada jaman Kolonial Belanda. Pada cover foto terdapat nama studio "Yim Son Fotograaf" yang terletak di daerah Matraman 150, masuk dalam wilayah Mr. Cornelis yang sekarang terkenal dengan nama Meester daerah Jatinegara - Jakarta.

Pada foto yang berukuran 14,5cm x 10cm dan cover berukuran 25cm x 17cm tersebut tampak dua orang Nyonya keterunan etnis Cina yang mengenakan busana kebaya peranakan, dimana saat ini sudah sangat jarang kita jumpai. Saat itu busana ini menjadi pakaian yang dikenakan saat berpergian atau saat menghadiri acara resmi. Jika kita pelajari busana ini terdapat corak dari beberapa unsur etnis Cina, Eropa dan Jawa, sehingga mendapat sebutan dengan nama kebaya peranakan.

Pada masa itu etnis Cina, Eropa dan Jawa berbaur sehingga sangat mempengaruhi cara berpakaian yang dikenakan. Seperti jas, long dress, dan kebaya. Dimana busana tersebut pada masa itu jarang dikenakan oleh etnis Cina di daerah asalnya.


Berikut sekilas sejarah nama daerah Mr. Cornelis :


Pada abad ke-17, daerah ini merupakan pemukiman para pangeran kesultanan Banten. Melihat dari abad nya jelas bahwa waktu para pangeran kesultanan Banten itu tinggal di situ, Meester Cornelis sudah menjadi ruang lingkup Batavia.
Pada tahun 1661, Cornelis Senen, seorang guru agama Kristen yang berasal dari Banda, Maluku, membeli tanah di daerah aliran sungai Ciliwung. Sebagai guru dan kepala kampung, Cornelis Senen diberi gelar Meester. Semenjak dibangunnya Jalan raya Daendels, tanah yang dimiliki oleh Cornelis Senen secara partikelir ini berkembang pesat menjadi pemukiman dan pasar yang ramai. Hingga kini masyarakat menyebutnya dengan Meester Cornelis atau Mester.
Meester Cornelis Senen adalah seorang anak orang kaya keturunan Portugis dari pulau Lontar. Ia memiliki kebun besar di daerah Ciliwung. Belanda memberikan izin pembukaan hutan di sebuah kawasan yang jaraknya kira-kira 15-20 kilometer dari Batavia kepada Cornelis Senen. Hutan yang dibukanya kini menjadi daerah padat penduduk yang dikenal sebagai Jatinegara.
Pada masa penjajahan Belanda, Jatinegara merupakan pusat dari kabupaten yang dikenal sebagai Meester Cornelis. Kabupaten Jatinegara saat itu meliputi Bekasi, Cikarang, Matraman dan Kebayoran.
Nama Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara pada masa pendudukan Jepang sekitar tahun 1942. Meskipun demikian, nama Jatinegara yang berarti ‘negara sejati’ itu sudah dipopulerkan oleh Pangeran Ahmad Jayakarta saat dia mendirikan perkampungan Jatinegara Kaum di wilayah Pulo Gadung, Jakarta Timur. Versi lain mengatakan bahwa nama Jatinegara diadaptasi dari banyaknya pohon jati yang masih ditemukan di kawasan tersebut pada masa pendudukan Jepang, sehingga nama Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara.

Keterangan : Privat Collection - Sold to Collectors (Thanks Bpk. NS - Smg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar