Kotak Perhiasan Antik "Tan Hoe Lo & Co" Batavia
Kotak perhiasan ini adalah salah satu peninggalan masa kolonial Belanda yang masih tersisa, dengan bentuk design khas eropa. Memiliki ukuran dimensi panjang 19,5cm, lebar 14,5cm dan tinggi 8,5cm. Kondisi masih dalam keadaan baik, lengkap dengan anak kunci dan kotak perhiasan sudah dibersihkan oleh pemilik sebelumnya. Pada bagian bawah kotak belum dibersihkan, dan terdapat marking Tan Hoe Lo & Co - Batavia, dan juga terdapat keterangan bahan yang digunakan dari kotak perhiasan tersebut, yaitu Berlin Zilver.
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan Tan Hoe Loe adalah seorang penulis atau sastrawan, dan sekaligus seorang pengusaha yang terbilang sukses pada masa itu. Pemilik Toko Tan Hoe Lo & Co ini memiliki usaha didaerah Pasar Baru dan Pasar Senin yang memperdagangkan barang-barang eropa, dan juga pemilik hotel Der Nederlanden.
Berikut sekilas kutipan tentang Tan Hoe Lo :
Hanya sedikit yang diketahui tentang Tan Hoe Lo. Dari iklan-iklan yang dimuat dalam koran Batavia dapat diketahui bahwa dia mempunyai dua toko yang memperdagangkan barang-barang Eropa seperti mesin tik, senapan, lampu gantung dan lain-lain; satu terletak di Pasar Baru, yang lain di Pasar Senin. Di samping itu dia juga pemilik hotel "Der Nederlanden". Menurut Go Gien Tjwan (Eenheid in verscheidenheid in een indonesisch dorp, Amsterdam, 1966, hal. 72) Tan Hoe Lo juga pemilik tanah Teluknaga di daerah Tangerang dan pernah diberi gelar Letnan. Dapat diduga bahwa Tan tertarik oleh kemajuan dunia Melayu dan perihal pengaruh Barat. Sebab menurut iklan-iklan yang dipasang dalam Bintang Betawi pada tahun 1894 Tan Hoe Lo adalah agen tunggal di Batavia dari surat kabar Bintang Timor, yang baru didirikan di Singapura oleh Song Ong Siang, seorang Baba kristen berpendidikan Barat yang banyak berjasa bagi kemajuan sesama kaumnya di Semenanjung Melayu.
Tan Hoe Lo menulis dalam suatu jenis "bahasa Betawi" dengan dibumbui bahasa Belanda dan juga sedikit Perancis (seperti ascenceur, "lift", exposition, "pameran") yang konon enak dibaca. Kisahnya memperlihatkan kedudukan pengarangnya yang terutama merasa bukan jajahan Belanda. Tan merasa hampir sejajar dengan orang Belanda seperti tuan tanah Zadelhoff atau Tuan Besar Mr Timon Henricus der Kinderen (1823-1898) yang pernah ditugaskan di Batavia sebagai anggota Majelis Nederlandsch-Indi, sebab dia makan bersama orang-orang itu di satu meja. Kisah ini juga memperlihatkan perhatian Tan Hoe Lo terhadap modernisasi dan kemajuan. Sewaktu mengunjungi suatu pabrik, dia mengamati segala proses mekanisasi, seperti juga cara kerja karyawan-karyawan, sehingga dia dapat mengadakan perbandingan antara produktivitas di Europa dan di Batavia... Juga jelas bahwa dia diajak menikmati pemandangan hanya di bagian-bagian kota Paris yang indah dan mewah, seperti Trocadero, Bourse... Dari catatan Tan Hoe Lo dapat diduga bahwa pada waktu itu orang Perancis bangga atas Tour Eiffel yang baru saja dibangun...
Antik, Unik dan Langka menarik untuk menjadi barang koleksi dan sekaligus dapat melengkapi asesoris meja rias anda yang bergaya vintage kolonial.
Keterangan : SOLD OUT