Total Tayangan Halaman

Jumat, 03 Mei 2013

Lembaran Exta Koran Sin Po Kemerdekaan RRC












Lembaran Extra Koran Sin Po Kemerdekaan RRC

Lembaran Extra Koran Sin Po dengan ukuran Panjang 55cm x Lebar 37cm ini berisikan tetang berita Kemerdekaan RRC yang terbit pada tanggal 4 Oktober 1949 di Indonesia. RRC sendiri merdeka pada tanggal 1 Oktober 1949, sehingga ini adalah Koran terbitan Sin Po pertama yang memberitakan mengenai Kemerdekaan Republik Rakyat Cina (RRC) atas Republik Cina pada masa itu. Pada Lembaran Extra Koran tersebut juga terdapat lagu kebangsaan Tionghoa baru dan Bendera kebangsaan RRC baru yang pertama kali diperlihatkan atau diberitakan.

Berikut sekilas informasi mengenai sejarah berdirinya RRC :

Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak Komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan Negara Komunis.




Pada gambar diatas tampak Foto Liu Shao Chi adalah Ketua Republik Rakyat Cina, kepala Cina negara dari tanggal 27 April 1959 s/d 31 Oktober 1968, dimana ia menerapkan kebijakan rekontruksi ekonomi di Cina. Pada masa itu Mao melihat Liu sebagai ancaman terhadap kekuasaannya, dan Liu menghilang dari kehidupan publik pada tahun 1968 dan diberi label China Premier "Kapitalis Antek" dan penghianat. Liu meninggal dibawah perlakuan kasar pada akhir tahun1969, namun secara anumerta direhabilitasi oleh pemerintahan Deng Xioping pada tahun 1980 dan diberi pemakaman kenegaraan.

Berikut sekilas informasinya :


Pada gambar diatas juga tampak Foto Zhu De ( Chu Teh ) adalah seorang Jenderal Cina, Politisi, Revolusioner, dan salah satu pelopor dari Partai Komunis Cina. 

Berikut sekilas informasinya :


Dokumen berupa Lembaran Extra Koran Sinpo ini saya dapatkan dari seorang kawan saya yang tinggal di Jakarta yang langung didapatkannya dari rumah pemiliknya bernama Ibu Betsy Oey yang sudah berumur 80 tahun lebih. Betsy Oey adalah anak dari Oey Tek Fong yang jabatannya adalah Kuasa dari N.V Handel Mij "Sun Lioeng". 

Berikut adalah beberapa dokumen yang saya dapatkan dari kawan saya bersamaan Dokumen Lembaran Extra Koran Sinpo tersebut :



Foto Betsy Oey pada saat masa kecil dulu.

Foto Betsy Oey bersama keluarga pada saat remaja yang diambil gambarnya pada 12 September 1942, posisi Betsy Oey ada dibagian belakang no.2 dari sebelah kiri, dan pada bagian depan sebelah kanan adalah Tan Hoe Teng, yang tidak lain adalah Direktur sekaligus Pendiri Handel Mij "Sun Lioeng" 

Foto Betsy Oey pada saat Remaja

Tan Hoe Teng, Direktur sekaligus Pendiri Handel Mij "Sun Lioeng" 

Foto Tan Hoe Teng (sebelah kiri) Direktur sekaligus Pendiri dari Handel Mij "Sun Lioeng", bersama dengan ayah dari Betsy Oey, yaitu Oey Tek Fong (sebelah kanan) yang jabatannya adalah sebagai Kuasa dari Handel Mij "Sun Lioeng" pada masa itu, dan dibagian tengah adalah saudara dari ayah Betsy Oey yang kemungkinan bernama Oey Kim Tjoei yang juga sebagai seorang Kolektor Perangko.

Tan Hoe Teng, Direktur sekaligus Pendiri Handel Mij "Sun Lioeng" 

Foto Oey Tek Fong orang tua Betsy Oey, Kuasa dari Handel Mij "Sun Lioeng" Batavia

Ini adalah Iklan Kertas Royal Enfield dengan Importirnya N.V. Handel Mij "Sun Lioeng" Batavia, dimana Iklan Kertas ini dimiliki oleh seorang kawan saya didaerah Jawah Tengah.


Saya tertarik mengkoleksi Lembaran Extra Koran Sin Po ini karena memiliki sejarah tersendiri sebagai bukti sejarah peninggalan masa lalu, dan juga beberapa dokumen yang saya miliki sekaligus dapat membuktikan pemiliknya, yang tidak lain adalah keluarga bangsawan masa lalu pemilik N.V. Handel Mij "Sun Lioeng", yang merupakan Perusahaan Pabrik Kulit dan juga sekaligus sebagai Importir Sepeda dan Motor dengan Merk Royal Enfield buatan England.

Perlu kita ketahui juga bahwa Harian Sin Po adalah Koran yang banyak diminati oleh para kolektor, karena melihat sejarahnya harian ini adalah harian pertama yang memuat teks lagu kebangsaan Indonesia Raya dan turut mempelopori penggunaan nama "Indonesia" untuk mengganti nama "Hindia-Belanda" sejak Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. 

Sin Po sempat berhenti terbit pada saat Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942, namun kembali terbit pada tahun 1946. Pada tahun 1962 berganti nama menjadi Warta Bhakti, dan akhirnya diberedel pemerintah pada tahun 1965 setelah kejadian Gerakan 30 September.

Berikut sekilas informasi mengenai harian Sin Po :

Unik dan Langka menarik untuk menjadi Koleksi.

Keterangan : Koleksi Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar