Foto Cina Peranakan Antik - Matraman Mr. Cornelis
Foto ini adalah asli bukan repro dan dibuat pada jaman Kolonial Belanda. Pada cover foto terdapat nama studio "Yim Son Fotograaf" yang terletak di daerah Matraman 150, masuk dalam wilayah Mr. Cornelis yang sekarang terkenal dengan nama Meester daerah Jatinegara - Jakarta.
Pada foto yang berukuran 14,5cm x 10cm dan cover berukuran 25cm x 17cm tersebut tampak dua orang Nyonya keterunan etnis Cina yang mengenakan busana kebaya peranakan, dimana saat ini sudah sangat jarang kita jumpai. Saat itu busana ini menjadi pakaian yang dikenakan saat berpergian atau saat menghadiri acara resmi. Jika kita pelajari busana ini terdapat corak dari beberapa unsur etnis Cina, Eropa dan Jawa, sehingga mendapat sebutan dengan nama kebaya peranakan.
Pada masa itu etnis Cina, Eropa dan Jawa berbaur sehingga sangat mempengaruhi cara berpakaian yang dikenakan. Seperti jas, long dress, dan kebaya. Dimana busana tersebut pada masa itu jarang dikenakan oleh etnis Cina di daerah asalnya.
Berikut sekilas sejarah nama daerah Mr. Cornelis :
Pada abad ke-17, daerah ini merupakan pemukiman para
pangeran kesultanan Banten. Melihat dari abad nya jelas bahwa waktu para
pangeran kesultanan Banten itu tinggal di situ, Meester Cornelis sudah menjadi
ruang lingkup Batavia.
Pada tahun 1661, Cornelis Senen, seorang guru agama Kristen
yang berasal dari Banda, Maluku, membeli tanah di daerah aliran sungai
Ciliwung. Sebagai guru dan kepala kampung, Cornelis Senen diberi gelar Meester.
Semenjak dibangunnya Jalan raya Daendels, tanah yang dimiliki oleh Cornelis
Senen secara partikelir ini berkembang pesat menjadi pemukiman dan pasar yang
ramai. Hingga kini masyarakat menyebutnya dengan Meester Cornelis atau Mester.
Meester Cornelis Senen adalah seorang anak orang kaya
keturunan Portugis dari pulau Lontar. Ia memiliki kebun besar di daerah
Ciliwung. Belanda memberikan izin pembukaan hutan di sebuah kawasan yang
jaraknya kira-kira 15-20 kilometer dari Batavia kepada Cornelis Senen. Hutan
yang dibukanya kini menjadi daerah padat penduduk yang dikenal sebagai
Jatinegara.
Pada masa penjajahan Belanda, Jatinegara merupakan pusat
dari kabupaten yang dikenal sebagai Meester Cornelis. Kabupaten Jatinegara saat
itu meliputi Bekasi, Cikarang, Matraman dan Kebayoran.
Nama Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara pada masa
pendudukan Jepang sekitar tahun 1942. Meskipun demikian, nama Jatinegara yang
berarti ‘negara sejati’ itu sudah dipopulerkan oleh Pangeran Ahmad Jayakarta
saat dia mendirikan perkampungan Jatinegara Kaum di wilayah Pulo Gadung,
Jakarta Timur. Versi lain mengatakan bahwa nama Jatinegara diadaptasi dari
banyaknya pohon jati yang masih ditemukan di kawasan tersebut pada masa
pendudukan Jepang, sehingga nama Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara.
Keterangan : Privat Collection - Sold to Collectors (Thanks Bpk. NS - Smg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar